Game Terlupakan dari Pengembang Terkenal yang Wajib Diketahui

Games Terbaru IDNDalam dunia game, pengembang besar seperti Ubisoft, Square Enix, atau Naughty Dog dikenal dengan judul-judul blockbuster seperti Assassin’s Creed, Final Fantasy, atau The Last of Us. Namun, tak semua karya mereka mencapai popularitas yang sama. Beberapa game mereka, meski memiliki kualitas luar biasa, jarang mendapatkan sorotan. Artikel ini akan mengungkap beberapa permata tersembunyi dari pengembang ternama yang mungkin belum Anda kenal.

Game Terlupakan dari Pengembang Terkenal yang Wajib Diketahui

1. Child of Light (Ubisoft)

Ubisoft identik dengan seri Assassin’s Creed dan Far Cry. Namun, Child of Light adalah salah satu judul indah mereka yang kurang dikenal. Game ini mengusung gaya visual yang mirip lukisan cat air, dikombinasikan dengan gameplay berbasis RPG turn-based.

Pemain mengikuti kisah Aurora, seorang gadis muda yang terdampar di dunia magis bernama Lemuria. Dalam usahanya untuk kembali ke rumah, ia harus melawan makhluk-makhluk gelap dan memulihkan keseimbangan dunia. Musik yang melankolis, narasi yang ditulis dalam bentuk puisi, serta desain artistik yang memukau menjadikan game ini pengalaman yang sangat emosional.

Meski mendapat pujian dari kritikus, Child of Light sering kali terlupakan di tengah dominasi game Ubisoft yang lebih besar.

2. Vagrant Story (Square Enix)

Square Enix, rumah bagi seri Final Fantasy dan Dragon Quest, merilis Vagrant Story pada tahun 2000 untuk PlayStation. Berbeda dengan kebanyakan RPG mereka, game ini menonjolkan suasana gelap, narasi yang kompleks, dan mekanisme gameplay yang unik.

Pemain berperan sebagai Ashley Riot, seorang Riskbreaker yang menyelidiki konspirasi di kota gothic Lea Monde. Vagrant Story tidak memiliki NPC tradisional atau toko-toko untuk membeli item, melainkan menuntut pemain untuk membuat dan mengelola senjata mereka sendiri.

Sayangnya, karena dirilis di masa yang sama dengan game Final Fantasy IX, Vagrant Story tidak mendapatkan perhatian sebesar yang seharusnya. Namun, hingga kini, game gratis online  ini masih dianggap sebagai salah satu RPG terbaik sepanjang masa.

3. Heavenly Sword (Ninja Theory)

Ninja Theory dikenal karena Hellblade: Senua’s Sacrifice, namun sebelum itu mereka menciptakan Heavenly Sword untuk PlayStation 3. Game ini merupakan salah satu judul eksklusif awal yang memamerkan kekuatan grafis konsol tersebut.

Nariko, protagonis utama, menggunakan pedang legendaris yang memberikan kekuatan luar biasa namun dengan konsekuensi fatal bagi penggunanya. Kisahnya penuh emosi, dengan elemen drama keluarga dan pengorbanan.

Meski menuai pujian untuk akting suara dan sinematiknya, Heavenly Sword gagal mendapatkan kesuksesan komersial karena persaingan ketat dengan game-game besar lainnya pada saat itu.

4. Enslaved: Odyssey to the West (Ninja Theory)

Satu lagi karya Ninja Theory yang kurang dikenal adalah Enslaved: Odyssey to the West. Game ini merupakan adaptasi modern dari kisah klasik Tiongkok Journey to the West.

Pemain memerankan Monkey, seorang petualang yang dipaksa untuk melindungi Trip, seorang gadis cerdas yang mengendalikan Monkey dengan sebuah perangkat kepala. Kombinasi platforming, pertarungan yang dinamis, dan hubungan antara kedua karakter utama menjadikan game ini unik.

Meskipun dipuji kritikus, Enslaved kurang berhasil secara komersial karena pemasarannya yang kurang gencar.

5. The Saboteur (Pandemic Studios)

Pandemic Studios dikenal dengan Star Wars: Battlefront dan Mercenaries, tetapi salah satu game mereka yang paling menarik adalah The Saboteur. Game ini menggabungkan aksi open-world dengan suasana Perang Dunia II di Paris.

Pemain berperan sebagai Sean Devlin, seorang pejuang perlawanan Irlandia yang melawan pendudukan Nazi. Salah satu fitur paling mencolok dari game ini adalah penggunaan warna: wilayah yang dikuasai Nazi tampak suram dan monokrom, sementara area yang dibebaskan menjadi cerah dan penuh warna.

Sayangnya, The Saboteur dirilis di akhir masa kejayaan Pandemic Studios, sehingga tidak banyak dikenal oleh khalayak luas.

6. Gravity Rush (Japan Studio)

Sony Interactive Entertainment dan Japan Studio merilis Gravity Rush untuk PlayStation Vita pada 2012. situs game online gratis  ini menonjolkan mekanisme unik yang memungkinkan pemain mengendalikan gravitasi untuk melawan musuh dan menjelajahi dunia.

Pemain mengendalikan Kat, seorang gadis dengan kekuatan misterius yang mencoba memecahkan misteri masa lalunya sambil melindungi kota Hekseville dari ancaman besar. Visual bergaya cel-shaded dan dunia yang memikat membuat game ini sangat khas.

Meskipun memiliki penggemar setia, Gravity Rush kesulitan mencapai kesuksesan mainstream karena keterbatasan popularitas konsol PS Vita.

7. Okami (Clover Studio)

Clover Studio, yang kemudian menjadi bagian dari PlatinumGames, menciptakan Okami, sebuah mahakarya seni yang jarang dikenal luas saat pertama kali dirilis. Game ini mengisahkan petualangan Amaterasu, dewi matahari dalam wujud serigala putih, yang bertujuan untuk memulihkan kehidupan dan keindahan dunia yang rusak.

Gaya visual Okami menyerupai lukisan tinta tradisional Jepang, sementara gameplay-nya menggabungkan elemen aksi dan teka-teki. Meski menuai banyak penghargaan, Okami kurang sukses secara komersial karena dirilis di akhir masa hidup PlayStation 2.

Versi remasternya untuk konsol modern telah membantu memperkenalkan game ini kepada generasi baru pemain.

8. Alpha Protocol (Obsidian Entertainment)

Obsidian Entertainment dikenal dengan RPG berkualitas seperti Fallout: New Vegas dan The Outer Worlds. Namun, mereka juga menciptakan Alpha Protocol, sebuah RPG bertema mata-mata yang unik.

Pemain memerankan Michael Thorton, seorang agen rahasia yang harus menghadapi pengkhianatan dan konspirasi internasional. Keputusan pemain secara langsung memengaruhi jalan cerita dan hubungan dengan karakter lain, memberikan replayability yang tinggi.

Meski memiliki potensi besar, Alpha Protocol dikritik karena bug dan masalah teknis saat peluncuran, yang membuat game ini tidak mendapatkan pengakuan yang pantas.

9. Mirror’s Edge (DICE)

DICE dikenal dengan seri Battlefield, tetapi Mirror’s Edge adalah salah satu proyek unik mereka yang kurang mendapat perhatian. Game ini memperkenalkan gameplay berbasis parkour dalam perspektif orang pertama.

Faith, protagonis utama, adalah seorang kurir yang beroperasi di kota futuristik yang penuh dengan pengawasan ketat. Pemain harus menggunakan kecepatan dan keterampilan akrobatik untuk mengatasi tantangan, menghindari musuh, dan menyelesaikan misi.

Meski dipuji karena estetika visual dan gameplay inovatif, Mirror’s Edge hanya memiliki kesuksesan moderat, meskipun memiliki penggemar setia hingga kini.

10. Eternal Darkness: Sanity’s Requiem (Silicon Knights)

Silicon Knights mungkin lebih dikenal karena game mereka yang lain, tetapi Eternal Darkness: Sanity’s Requiem adalah salah satu horor psikologis paling inovatif yang pernah dibuat.

Game ini membawa pemain ke dalam cerita multigenerasi yang melibatkan keluarga Roivas dan entitas gelap kuno. Salah satu fitur yang paling dikenang adalah sistem “sanity meter,” di mana elemen gameplay berubah saat karakter kehilangan kewarasannya. Pemain dapat mengalami efek seperti layar yang tampak rusak atau perasaan bahwa kontrol telah terbalik.

Meski dianggap sebagai karya kultus, Eternal Darkness kurang dikenal di luar komunitas penggemar Nintendo GameCube.

Baca Juga : 8 Game Spider-Man yang Paling Seru dan Imersif untuk Dimainkan

Game-game di atas membuktikan bahwa pengembang besar tidak hanya menciptakan hit mainstream tetapi juga mencoba bereksperimen dengan konsep-konsep baru. Sayangnya, beberapa judul ini sering terlewatkan oleh pemain karena berbagai alasan, mulai dari pemasaran yang kurang hingga persaingan dengan rilis besar lainnya.

Bagi Anda yang ingin menjelajahi dunia game di luar nama-nama populer, judul-judul ini layak untuk dicoba. Anda mungkin akan menemukan pengalaman yang unik dan tak terlupakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *